[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”Blog Section” _builder_version=”3.22″ background_color=”#fafbfc” custom_padding=”14px|0px|110px|0px||”][et_pb_row _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”][et_pb_post_title _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” title_font=”Andika New Basic|700|||||||” title_letter_spacing=”1px” title_line_height=”1.4em”][/et_pb_post_title][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row _builder_version=”3.25″ locked=”off”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_text _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” text_font_size=”18px” text_line_height=”2em” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]

Apakah perbedaan diabetes basah dan kering? Masih banyak masyarakat yang menganggap penyakit diabetes atau diabetes melitus terbagi atas dua kategori, yakni diabetes basah dan diabetes kering. Faktanya, dalam dunia kedokteran sebenarnya tidak ada istilah diabetes kering maupun basah. Sebutan tersebut pada dasarnya mengacu pada jenis luka yang diakibatkan oleh komplikasi dari penyakit diabetes.
Dalam penjelasan secara medis, para dokter telah sepakat bahwa diabetes kering maupun basah bukanlah kategori dari penyakit diabetes melitus. Penyakit yang harus diderita seumur hidup tersebut terbagi atas tiga tipe, yakni diabetes tipe 1 dan 2, serta diabetes gestasional. Baca ulasan lengkapnya di bawah ini.

Penderita Penyakit Diabetes di Tanah Air

Dewasa ini, penyakit diabetes melitus di Indonesia sudah menempati rangking ke-3 di daftar penyakit paling mematikan setelah strok di urutan pertama (21,1%) dan serangan jantung koroner pada urutan kedua (12,9%). Persentase jumlah penderita diabetes melitus di negeri ini sendiri telah mencapai 10,3 juta jiwa (6,7%). Data tersebut didapatkan dari Kementerian Kesehatan dan IDF (International Diabetes Federation Atlas) pada tahun 2017 lalu.
Terdapat berbagai faktor penyebab seseorang dapat menderita penyakit yang juga dikenal dengan sebutan penyakit kencing manis tersebut. Faktor genetik (bawaan atau sejak lahir), pola makan yang tidak sehat (tinggi gula dan karbohidrat), serta jarang berolahraga atau aktivitas fisik lainnya dapat menjadi penyebab utama penyakit ini. Sisanya, minimnya edukasi bagi masyarakat tentang pola makan dan gaya hidup yang sehat serta bahaya diabetes melitus.
Berikutnya, masih dalam pembahasan terkait perbedaan diabetes basah dan kering, Anda perlu mengetahui sekilas tentang penyakit berbahaya ini. Diabetes tipe 1 adalah kondisi kronis saat organ pankreas hanya mampu menghasilkan sedikit hormon insulin atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Akhirnya, sel-sel dalam tubuh menjadi tidak dapat mengambil asupan gula dari darah dan memicu peningkatan kadar gula dalam darah.
Diabetes tipe 1 kerap terjadi pada bayi, balita, anak-anak, dan remaja. Orang dewasa pun dapat menderita kondisi ini.
Sementara, pada penderita diabetes tipe 2, pankreas masih mampu menghasilkan hormon insulin. Hanya saja, tubuh si penderita tidak dapat memfungsikan insulin yang dihasilkan secara optimal. Diabetes tipe ini diderita sekitar 90% jumlah penderita diabetes di seluruh Indonesia dan mayoritas penderitanya adalah orang dewasa berusia 40 tahun ke atas. Namun, orang berusia 20 tahun ke atas pun dapat berisiko menderita penyakit mematikan ini.
Tipe terakhir ialah diabetes melitus gestasional yang hanya terjadi saat masa kehamilan seorang wanita. Meski bersifat temporer, kondisi ini dapat diderita sang ibu saat kehamilan berikutnya. Juga, ia akan rentan menderita diabetes tipe 2 dalam 5-10 tahun ke depan. Untuk itu, penting untuk menjaga pola makan dan hidup yang sehat.

Perbedaan Diabetes Basah dan Kering

Tiba pada sub topik mengenai perbedaan diabetes basah dan kering, Anda akan mengetahui fakta-fakta di balik pembahasan tersebut. Jika Anda menderita diabetes tipe apapun, risiko terkena gangren (luka membusuk) akan meningkat. Kadar gula darah tinggi dapat merusak saraf Anda, menyebabkan hilangnya sensasi di area yang terkena. Hal ini dapat membuat Anda rentan mengalami cedera.
Gangren sendiri adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jaringan tubuh seseorang telah mati. Ini merupakan akibat dari terganggunya aliran darah ke suatu area tubuh. Kerap kali, gangren disebabkan oleh cedera, luka, atau infeksi bakteri pada kulit serta jaringan lunak. Bagian tubuh yang rawan terkena gangren ialah jemari kaki maupun jemari tangan, lengan atau tungkai kaki. Meski langka, kondisi mengerikan ini juga dapat memengaruhi organ dalam atau otot Anda.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan kulit yang berubah warna, perasaan mati rasa, dan keluarnya cairan atau nanah yang tidak biasa. Meski cenderung basah, gangren dapat juga berbentuk luka membusuk yang kering. Itulah mungkin yang mengembangkan asumsi masyarakat awam soal perbedaan diabetes basah dan kering.

Kiat Pencegahan Luka bagi Penderita Diabetes

Sebagai langkah pencegahan komplikasi diabetes, seorang penderitanya harus mengutamakan kedisiplinan dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Luka gangren yang kering pertanda kadar gula darah Anda masih belum pada tahap mengancam jiwa. Sebaliknya, luka akibat diabetes yang basah mengindikasikan sangat tingginya kadar gula darah dan itu dapat berakhir fatal.
Jika terlambat ditangani, infeksi bakteri pada gangren yang basah berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Dalam situasi genting ini, dokter biasanya akan mengambil jalan amputasi (pengangkatan bagian tubuh di mana terdapat jaringan yang mati akibat infeksi). Operasi pengangkatan ini terpaksa dilakukan demi mencegah penyebaran infeksi ke organ lainnya dalam tubuh yang dapat menyebabkan kematian.
Berikut ini beberapa kiat penting dalam rangka pencegahan luka gangren bagi para penderita diabetes:
• Selalu pakai kaus kaki atau sepatu nyaman guna mencegah luka lecet atau melepuh pada jari kaki.
• Rutin memakai pelembab agar kulit tidak mudah kering dan terasa gatal.
• Memotong kuku dengan sangat berhati-hati (kuku yang terlalu pendek berisiko mudah terluka).
• Tidak pernah lupa memeriksa keadaan tangan dan kaki setiap hari.
• Hindari kegiatan fisik apapun yang rawan memberikan benturan atau cedera pada kaki maupun tangan.
Demikian artikel mengenai perbedaan diabetes basah dan kering. Semoga informasi ini bermanfaat terutama bagi para penderita diabetes.

Cellsentials dari USANA terdiri dari Core Minerals dan USANA Vitox dapat membantu memberi nutrisi penting untuk tubuh supata tetap sehat.

CORE MINERALS dari USANA dapat menyediakan Vitamin C, Selenium, Chromium, Molibdenum, Vanadium dan vitamin, mineral penting lainnya untuk membantu memelihara kesehatan tubuh kita. Mineral dan mikro mineral hanya memiliki jumlah yang sedikit dalam kebutuhan tubuh kita. Tanpa mereka, tubuh kita tidak akan berfungsi dengan baik. Berbagai vitamin dan enzim membutuhkan mineral agar dapat
berfungsi secara normal dan setiap mineral memiliki peranan dalam tubuh.
USANA VITOX dapat membantu memberikan mikronutrisi seperti Folat, Retinil Acetate, Beta Caroten, Curcumin, Olive Fruit Extract, Coenzym Q10, Resveratrol, Lycopene
dan vitamin, fitonutrisi penting lainnya yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan tubuh kita*.

Untuk pemesanan dapat melalui email [email protected]

[/et_pb_text][et_pb_image src=”http://usada.co.id/wp-content/uploads/2021/06/Cellsenstials_USADA.jpg” _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ alt=”Cellsentials usana indonesia” title_text=”Cellsenstials_USADA” sticky_enabled=”0″][/et_pb_image][et_pb_text _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]

Sumber referensi artikel:

https://m.klikdokter.com/amp/3643357/diabetes-kering-dan-diabetes-basah-apa-bedanya

https://www.healthline.com/health/gangrene-diabetes#gangrene

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201117113011-255-570717/salah-kaprah-istilah-diabetes-kering-dan-basah

[/et_pb_text][et_pb_text _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”]

Product Disclaimer:
*Pernyataan ini belum dievaluasi oleh BPOM. Produk ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan, atau mencegah penyakit apapun.

[/et_pb_text][et_pb_text _builder_version=”4.9.4″ text_font=”||||||||” header_font=”||||||||” header_text_align=”center” header_3_font=”Poppins|600|||||||” header_3_text_color=”#44d89e” header_3_font_size=”36px” header_3_line_height=”1.4em” text_orientation=”center” custom_padding=”66px||0px|||”]

Artikel Terbaru

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row use_custom_gutter=”on” gutter_width=”2″ _builder_version=”3.25″][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_blog fullwidth=”off” posts_number=”3″ include_categories=”30″ show_author=”off” show_date=”off” show_categories=”off” show_pagination=”off” _builder_version=”3.0.94″ header_font=”Poppins|500|||||||” header_text_color=”#486066″ header_line_height=”1.3em” body_font=”Open Sans||||||||” body_text_color=”#486066″ body_font_size=”15px” body_line_height=”1.8em” meta_font=”Poppins|||on|||||” meta_text_color=”rgba(0,0,0,0.21)” meta_line_height=”1.8em” animation_style=”fade” border_radii=”on|6px|6px|6px|6px” border_width_all=”0px” box_shadow_style=”preset1″ box_shadow_vertical=”10px” box_shadow_blur=”24px” box_shadow_spread=”6px” box_shadow_color=”rgba(0,0,0,0.06)”][/et_pb_blog][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row _builder_version=”3.25″ locked=”off”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_button button_text=”Lanjut Baca” button_alignment=”center” _builder_version=”4.9.4″ custom_button=”on” button_text_size=”14px” button_text_color=”#44d89e” button_border_width=”2px” button_border_color=”#44d89e” button_border_radius=”100px” button_font=”Poppins|600||on|||||” button_use_icon=”off” background_layout=”dark” custom_margin=”|||” custom_padding=”12px|36px|12px|36px” button_letter_spacing_hover=”0″ button_text_size__hover_enabled=”off” button_one_text_size__hover_enabled=”off” button_two_text_size__hover_enabled=”off” button_text_color__hover_enabled=”off” button_one_text_color__hover_enabled=”off” button_two_text_color__hover_enabled=”off” button_border_width__hover_enabled=”off” button_one_border_width__hover_enabled=”off” button_two_border_width__hover_enabled=”off” button_border_color__hover_enabled=”off” button_one_border_color__hover_enabled=”off” button_two_border_color__hover_enabled=”off” button_border_radius__hover_enabled=”off” button_one_border_radius__hover_enabled=”off” button_two_border_radius__hover_enabled=”off” button_letter_spacing__hover_enabled=”on” button_letter_spacing__hover=”0″ button_one_letter_spacing__hover_enabled=”off” button_two_letter_spacing__hover_enabled=”off” button_bg_color__hover_enabled=”off” button_one_bg_color__hover_enabled=”off” button_two_bg_color__hover_enabled=”off”][/et_pb_button][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply