Tidak perlu selalu berkaca pada Amerika Serikat untuk mewaspadai bahaya obesitas. Bahkan, di Indonesia pun, kasus kelebihan berat badan sehingga tidak sehat ini sudah lazim ditemukan.
Sekilas Tentang Obesitas
Obesitas adalah kondisi fisik berupa berlebihnya berat badan seseorang. Tidak hanya dianggap jadi “kurang menarik” secara tampilan fisik, obesitas juga berdampak buruk pada kesehatan. Bahkan, justru harus kesehatan-lah yang jadi fokus utama saat membahas obesitas.
Penumpukan lemak di dalam tubuh tidak hanya membuat seseorang menjadi cepat lelah dan malas bergerak banyak. Padahal, salah satu cara mencegah obesitas adalah dengan mulai lebih rajin bergerak atau berolahraga. Tidak hanya itu, pola makan dan gaya hidup pun sudah harus diperhatikan lebih lanjut.
Apa Saja Bahaya yang Mengintai Terkait Obesitas?
Inilah beberapa bahaya obesitas yang harus dihindari sebelum terlambat:
1. Penyakit jantung.
Penyakit jantung sudah terkenal sebagai salah satu akibat dari obesitas. Penyakit jantung terkait obesitas terjadi karena dua (2) hal di bawah ini:
• Perubahan kadar kolesterol.
Penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh mengubah kadar kolesterol. Kolesterol yang baik (HDL) jadi kalah besar dengan kolesterol jahat (LDL). Padahal, HDL justru dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
• Kenaikan tekanan darah.
Penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh mengurangi pasokan oksigen. Akibatnya, penderita obesitas lebih membutuhkan banyak darah untuk suplai oksigen ke semua organ tubuh yang membutuhkan. Makanya, tekanan darah pun melonjak.
2. Stroke.
Stroke juga merupakan salah satu akibat utama dari obesitas. Stroke dapat terjadi karena tiga (3) faktor di bawah ini:
• Inflamasi atau peradangan.
Tumpukan lemak ekstra di dalam tubuh menghambat aliran darah. Beberapa organ tubuh yang kekurangan pasokan oksigen pun rentan mengalami peradangan.
• Tekanan darah tinggi.
Terhambatnya aliran darah karena terhalang tumpukan lemak menyebabkan tekanan darah melonjak. Oksigen yang kurang atau terlambat masuk ke dalam otak menjadi penyebab stroke.
• Pembengkakan sisi kiri jantung.
Kondisi ini disebut dengan hipertrofi ventrikel kiri. Penderita obesitas rentan mengalami hal ini karena ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh. Jantung sisi kiri jadi bekerja terlalu keras memompa darah, sehingga mengalami pembesaran atau pembengkakan.
3. Diabetes.
Bila diabetes tipe satu karena faktor genetik, maka kemungkinan besar diabetes tipe dua terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. Bahkan, menurut beberapa penelitian, sekitar 80 – 85 persen kasus diabetes terjadi karena obesitas. Ada dua (2) faktor yang memungkinkan hal ini terjadi:
• Gangguan reaksi tubuh pada peradangan.
Lemak perut yang berlebih dapat membuat sel-sel lemak melepaskan senyawa kimiawi yang membuat tubuh jadi tidak sensitif terhadap produksi insulin.
• Terganggunya metabolisme lemak di dalam tubuh.
Lemak yang berlebihan di dalam perut pun mengganggu metabolisme lemak. Perubahan ini menyebabkan molekul lemak masuk ke dalam darah lewat jaringan adiposa. Tubuh jadi tidak peka merespon insulin, sehingga berisiko mengalami kondisi pra-diabetes. Kondisi ini bisa lebih rentan menjadi diabetes tipe dua bila tidak hati-hati.
4. Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Memang, tekanan darah tinggi atau hipertensi juga bisa terjadi karena faktor keturunan. Namun, ini bukan alasan kamu untuk lengah dan abai menjaga kesehatanmu. Seperti yang sudah disebutkan, timbunan lemak berlebihan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras daripada yang seharusnya.
Akibatnya, tekanan darah melonjak. Hipertensi kemudian menyebabkan arteri menipis. Tidak hanya sakit jantung, masalah ini juga bisa memicu stroke di kemudian hari.
5. Masalah batu empedu.
Masalah batu empedu karena kegemukan lebih banyak terjadi pada perempuan. Obesitas memicu masalah kolesterol, yang kemudian menjadi biang keladi terbentuknya batu empedu.
Namun, hati-hati juga saat ingin menurunkan berat badan. Bila caranya tidak tepat dan ingin terburu-buru, batu empedu juga bisa terjadi dengan cara itu. Untuk amannya, konsultasikan dengan dokter mengenai cara menurunkan berat badan yang lebih sehat.
6. Gangguan pernapasan.
Mudah tersengal-sengal, padahal baru jalan kaki sebentar? Obesitas ternyata juga dapat mengganggu pernapasan. Paru-paru di dalam tubuh pun ikut tertekan timbunan lemak, sehingga jaringan ototnya melemah. Selain itu, inilah deretan masalah pernapasan yang terpicu oleh obesitas:
• Dispnea saat berkegiatan.
• Sleep apnea, yaitu saat napas mendadak berhenti ketika tidur, sebelum kembali terdengar.
• Asma.
• Emboli paru.
• Penyakit paru obstruktif yang kronis.
7. Kanker dan gangguan hormon.
National Cancer Institute juga menyatakan bahwa komplikasi obesitas dapat berujung pada kanker. Meskipun belum diteliti lebih lanjut, lemak viseral yang mengelilingi organ-organ vital dapat mengganggu ritme kerja mereka. Gangguan hormon berupa tingginya estrogen juga dapat terjadi karena kegemukan, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
8. Osteoartritis.
Berat badan berlebih memaksa sendi-sendi tulang menahan beban ekstra, sehingga berisiko merapuh lebih cepat.
9. Masalah kesuburan atau infertilitas.
Penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas juga mempersulit mereka yang ingin punya anak. Bahkan, terapi kehamilan juga termasuk penurunan berat badan agar lebih mudah mempunyai anak.
Inilah semua bahaya obesitas yang harus dihindari.
Suplemen BiOmega dari USANA dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat. BiOmega memiliki omega-3, DHA, EPA dan vitamin D yang dibutuhkan tubuh kita. BiOmega juga memiliki dosis omega-3 yang baik untuk membantu memelihara kesehatan Anda. Minyak ikan yang digunakan dalam BiOmega dihasilkan dari tempat perikanan yang baik. Mengkonsumsi BiOmega dapat membantu memelihara kesehatan Anda dan keluarga BiOmega juga dilengkapi dengan rasa lemon yang menghilangkan rasa amis saat mengkonsumsinya*. Untuk pemesanan dapat melalui email [email protected]
[/et_pb_text][et_pb_image src=”https://usada.co.id/wp-content/uploads/2021/05/Biomega.jpg” _builder_version=”4.9.6″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ alt=”Biomega USANA Indonesia” title_text=”Biomega” sticky_enabled=”0″][/et_pb_image][et_pb_text _builder_version=”4.9.6″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]Sumber referensi artikel:
https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-pengidap-obesitas-yang-alami-kolesterol-tinggi
https://hellosehat.com/nutrisi/obesitas/bahaya-obesitas-bagi-tubuh/
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/bahaya-obesitas-bagi-kesehatan
https://www.alodokter.com/boleh-gak-sih-ibu-hamil-dengan-obesitas-turunkan-berat-badan
https://www.alodokter.com/memahami-anak-obesitas-dan-risikonya
[/et_pb_text][et_pb_text _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”]Product Disclaimer:
*Pernyataan ini belum dievaluasi oleh BPOM. Produk ini tidak dimaksudkan untuk mendiagnosa, mengobati, menyembuhkan, atau mencegah penyakit apapun.